AKTA NOTARIS: Nomor 08, Tanggal 27 November 2012 RA.CHANDRA DEWI KUSUMAWATI,SH Informasi Pendaftaran Hub.0878 384 63732

Senin, 12 November 2012

MENGAPA HARUS ISLAM?

`
Segala puji bagi Allah Subhanhu wa Ta’ala yang telah memberikan kepada kita kenikmatan yang sangat banyak, sehingga apabila kita mau menghitungnya tentu tidak akan mampu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
       
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menghitungnya”. (QS Ibrahim : 34).
Diantara kenikmatan yang terbesar adalah diutusnya Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wa salam kepada umat manusia untuk menyampaikan risalah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala berupa agama Islam yang mulia ini.
Sebagai seorang muslim, semestinya kita bertanya dalam hati kenapa saya memeluk agama Islam? Bukan agama yang lain? Hal ini tentu butuh jawaban yang bisa menentramkan rohani kita, karena dengan jawaban tersebut akan membuat kita semakin mantap dalam memeluknya dan semakin yakin dalam menjalankan apa yang diperintahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita. Demikian pula akan membuat kita semakin bisa mensyukuri nikmat yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan, berupa hidayah untuk memeluk agama Islam di atas landasan ilmu bukan semata-mata warisan nenek moyang kita.
Salah satu pertanyaan yang akan diajukan kepada kita di alam kubur adalah pertanyaan tentang apa agamamu? Bagi orang yang mengilmuinya dengan benar disertai amalan yang benar pula, Allah Subhanhu wa Ta’ala akan meneguhkan hati kita untuk bisa menjawab pertanyaan itu dengan benar. Adapun orang yang ingkar dia akan menjawab “ha..ha.. saya tidak tahu! Sedang orang-orang yang ragu atau munafiq akan menjawab “saya tidak tahu, saya hanya mendengar orang berkata sesuatu lalu saya menirukan”.
Agama Islam atau Islam memiliki arti tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan cara memurnikan ketauhidan dan patuh kepada-Nya dengan cara melaksanakan ketaatan dan membebaskan diri dari kesyirikan dan ahli syirik. Tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala menurut pengertian syariat yaitu dengan cara mentauhidkan Allah dan mengesakan-Nya dalam beribadah. Dengan Islam inilah seorang hamba dipuji dan diberi pahala, adapun tunduk dalam pegertian pasrah terhadap takdir, tidaklah mengandung pahala, karena dalam hal ini seorang hamba tidak punya jalan lain kecuali menyerah pada keadaan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
          
Padahal kepada-Nya lah berserah diri segala apa yang ada di langit dan di bumi, baik dengan suka atau terpaksa dan hanya kepada Allah lah mereka dikembalikan”. (QS Ali Imran : 83).
Taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yaitu dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, karena ketaatan yang benar adalah taat dalam mengerjakan perintah dan taat dalam menjauhi larangan-Nya. Kemudian membebaskan diri dari kesyirikan artinya berlepas diri dari kesyirikan dan melepaskannya. Hal ini mengharuskan seseorang melepaskan dan memutuskan segala bentuk hubungan dengan ahli syirik. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
                               
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia, ketika mereka berkata kepada kaum mereka:” Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja”. (QS al-Mumtahanah: 4).
Islam adalah agama yang sempurna, hal ini ditunjukkan dengan diutusnya Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wa sallam sebagai rasul yang terakhir sebagai penutup para nabi dan risalahnya tidak hanya untuk bangsa Arab saja, akan tetapi untuk seluruh alam semesta (universal) yang tercakup di dalamnya jin dan manusia, dari mulai diutusnya Beliau shallallaahu’alaihi wa sallam sampai hari kiamat kelak. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan tentang keuniversalitas risalah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam atas seluruh alam.
Allah Ta’ala berfirman :
     
Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam”. (QS al-Anbiyaa’ : 107). Juga firman-Nya :
            
Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS Saba’ : 28). Dalam ayat lainnya disebutkan :
         
Mahasuci Allah yang telah menurunkan Al-furqaan (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia)”. (QS al-Furqaan : 1).
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan Nabi-Nya shallallahu’alaihi wa sallam untuk menyatakan hal ini, sebagaimana firman-Nya :
       
Katakanlah (Muhammad), “Wahai manusia, sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua…”.(QS al-A’raaf :158). Nabi shallallhu’alaihi wa sallam pun telah menegaskan makna ayat ini dalam hadits tentang keutamaan beliau. Beliau bersabda :”Aku dianugerahi lima perkara yang tidak pernah diberikan seorang pun dari rasul-rasul sebelumku, yaitu, aku diberikan pertolongan dengan takutnya musuh untuk mendekatiku dari jarak sebulan perjalanan, dijadikan bumi bagiku sebagai tempat shalat dan bersuci (untuk tayammum) maka siap saja dari ummatku yang waktu shalat mendapatinya, maka hendaklah ia shalat, dihalalkan rampasan perang bagiku dan tidak dihalalkan kepada seorang nabipun sebelumku, dan aku diberikan kekuasaan memberikan syafa’at (dengan izin Allah), Nabi-nabi diutus hanya untuk kaumnya saja, sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia”. (HR. Bukhari Muslim).
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam telah mengabarkan bahwa tidak ada seorangpun dari kaum Yahudi dan Nashrani yng mendengar tentang kerasulan beliau shallallahu’alaihi wa sallam lalu tidak beriman kepadanya, kecuali akan termasuk penghuni neraka. Beliau shallallahu’alihi wa sallam bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak seorangpun yang mendengarku dari umat ini, baik Yahudi dan Nashrani, lalu mati dalam keadaan tidak beriman terhadap apa yang aku bawa, kecuali ia akan termasuk penghuni neraka”. (HR. Muslim).
Kesempurnaan Islam yang lain adalah Islam sebagai agama yang menghapus seluruh agama sebelumnya. Kita percaya bahwa risalah Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam menghapus seluruh risalah sebelumnya, begitu pun kitab beliau menghapus kitab-kitab sebelumnya. Dan setelah diutusnya beliau shallallahu’alaihi wa sallam, Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan menerima agama dari seorangpun selain agama Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
     
Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam “. (QS. Ali Imran : 19).
Dengan ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan dengan tegas bahwa agama yang benar, yang diterima, dan diridhai di sisi-Nya hanyalah agama Islam.
Allah Ta’ala berfirman :
             
Dan barang siapa mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi”. (QS. Ali Imran : 85).
Melalui ayat diatas, Allah Subhanhu wa Ta’ala mengabarkan bahwa Dia tidak akan menerima agama apapun selain agama Islam dari seorangpun, dan barangsiapa yang tetap pada agamanya semula setelah datangnya Islam, maka pada hari Kiamat nanti orang itu akan termasuk dalam orang-orang yang merugi.
Allah Ta’ala berfirman pula :
            
”….Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu”. ( QS. Al-Maidah : 3).
Melalui ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan dengan tegas bahwa agama Islam adalah agama yang telah disempurnakan dan diridhai oleh-Nya bagi para hamba-Nya hingga akhir zaman.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, yang diriwayatkan dari shahabat Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Beliau bersabda:” Rasulullah shallallahu’alihi wa sallam telah pergi meninggalkan kami(wafat), dan tidak seekorpun burung yang terbang membalik-balikkan kedua sayapnya melainkan beliau telah menerangkan ilmunya kepada kami. Berkata Abu Dzar ;” Beliau shallallahu’alaihi wa sallam telah bersabda, “Tidak tinggal sesuatupun yang mendekatkan (kamu) ke surga dan menjauhkan (kamu) dari neraka melainkan sesungguhnya telah dijelaskan kepada kamu”. (Hadits shahih riwayat Imam ath-Thabrani di kitabnya al-Mu’jam Kabir 2/166 no 1647).
Maksud perkataan Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu diatas ialah, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah menjelaskan kepada umatnya segala sesuatunya yang berhubungan dengan al-Islam, baik didalam bab keimanan, ibadah, muamalah, adab dan akhlak, kabar-kabar, perintah dan larangan dan seterusnya. Untuk itu, Nabi yang mulia shallallahu’alaihi wa sallam telah bersabda,”Tidak tinggal sesuatupun yang mendekatkan kamu ke surga dan menjauhkan kamu dari api neraka, melainkan sesungguhnya telah dijelaskan kepada kamu”. Oleh karena itu, barangsiapa yang mencari jalan menuju jannah dan menjauhkan dirinya dari nar tanpa mengikuti al Kitab dan as Sunnah, maka sesungguhnya dia telah menempuh jalan-jalan yang tidak pernah dijelaskan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Dari Salman al Farisi radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:”Telah berkata kepada kami orang-orang musyrikin, “Sesungguhnya Nabi kamu itu telah mengajarkan kepada kamu segala sesuatu sampai-sampai buang air besar!” Jawab Salman, “Benar!” (HR. Muslim 1/154).
Perkataan kaum musyrikin di atas, yang mereka ucapkan dengan nada kesal dan mengejek kepada para shahabat dan jawaban para shahabat kepada mereka menegaskan kepada kita. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada umatnya segala sesuatunya tentang agama Islam ini, baik aqidahnya, ibadahnya, muamalahnya, adab-adabnya, dan akhlaknya dan seterusnya sampai-sampai adab-adab buang air. Dan ini merupakan persaksian besar dari kaum musyrikin pada zaman itu tentang kesempurnaan Islam. Dan mereka pada waktu itu menjadi saksi-saksi hidup meskipun mereka tidak menyukainya dan membencinya.
Hadits ini juga memberikan pelajaran yang tinggi kepada kita tentang keutamaan dan kemuliaan shahabat yang begitu sangat kuat ittiba’nya (pengikutannya) kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, dan pembelaan kepada Beliau. Serta tidak goyah dan terpengaruh terhadap berbagai macam bentuk dan cara penyerangan kaum kuffar dan musyrikin kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam.
Setelah kita mengetahui bahwa agama Islam telah sempurna maka agama ini tidak memerlukan tambahan-tambahan dan pengurangan-pengurangan sedikitpun sampai sekecil apapun juga. Sehingga apapun juga bentuk dan alasannya dari tambahan-tambahan tersebut meskipun dianggap baik atau benar oleh sebagian manusia, adalah satu perkara besar yang sangat dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya. Akan tetapi sebaliknya, sangat dicintai oleh iblis dan bala tentaranya. Inilah yang pernah diperingatkan oleh Imam Malik bin Anas di dalam salah satu perkataanya yang sangat terkenal sekali, yaitu:”Barang siapa yang membuat bid’ah di dalam Islam, yang dia menganggapnya sebagai bid’ah hasanah (baik), maka sesungguhnya dia telah menuduh bahwa Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam telah berkhianat di dalam (menyampaikan) risalah. Karena sesungguhnya Allah telah berfirman,” Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kamu agama kamu”. Maka, apa-apa yang tidak menjadi (bagian dari) agama pada hari itu, niscaya tidak akan menjadi (bagian dari) agama pada hari ini. (al I’tisham 1/49).
Alangkah bagusnya dan indahnya perkataan Imam Malik di atas, yang menunjukkan betapa tingginya fiqh beliau. Dan ini merupakan kaidah besar yang sangat agung sekali di dalam agama Allah.
Agama Islam juga sempurna di dalam ketinggiannya dan kemuliaanya dan kebenarannya secara mutlak. Bahwa Islamlah satu-satunya agama yang haq/benar, agamanya para Nabi dan Rasul dari Adam sampai Muhammad ‘alaihimush shalatu was sallam. Agama yang telah diridhai oleh Allah Jalla wa ‘Alaa, sebagaimana telah disebutkan dalam surat Ali Imran : 19.
Agama Islam ini telah sempurna karena keumuman risalahnya untuk seluruh manusia dan sepanjang zaman. Yakni, tidak terbatas kepada satu kaum/bangsa atau pada masa/zaman tertentu.Oleh karena itu setelah kita mengetahui tentang Islam ini, apakah kita masih bimbang dan ragu? Silahkan bertanya kepada diri-diri kita sendiri.
Wallahua’lam bi shawwab.
Maraji’:

  1. Penjelasan Kitab Tiga Landasan Utama. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin. Darul Haq cetakan ke-23.
  2. Syarah Rukun Islam. Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Media Tarbiyah Bogor. Cetakan ke-1. Tahun 2008.
  3. Al Masaail. Jilid I. Abdul Hakim bin Amir Abdat. Darus Sunnah Jakarta. Cetakan ke-7. Tahun 2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Free Earth Cursors at www.totallyfreecursors.com