`
Segala
puji bagi Allah Subhanhu wa Ta’ala yang telah memberikan kepada
kita kenikmatan yang sangat banyak, sehingga apabila kita mau
menghitungnya tentu tidak akan mampu. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman :
”
Dan
jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat
menghitungnya”. (QS Ibrahim : 34).
Diantara
kenikmatan yang terbesar adalah diutusnya Nabi Muhammad
shalallahu’alaihi wa salam kepada umat manusia untuk menyampaikan
risalah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala berupa agama Islam yang
mulia ini.
Sebagai
seorang muslim, semestinya kita bertanya dalam hati kenapa saya
memeluk agama Islam? Bukan agama yang lain? Hal ini tentu butuh
jawaban yang bisa menentramkan rohani kita, karena dengan jawaban
tersebut akan membuat kita semakin mantap dalam memeluknya dan
semakin yakin dalam menjalankan apa yang diperintahkan Allah
Subhanahu wa Ta’ala kepada kita. Demikian pula akan membuat kita
semakin bisa mensyukuri nikmat yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala
berikan, berupa hidayah untuk memeluk agama Islam di atas landasan
ilmu bukan semata-mata warisan nenek moyang kita.
Salah
satu pertanyaan yang akan diajukan kepada kita di alam kubur adalah
pertanyaan tentang apa agamamu? Bagi orang yang mengilmuinya dengan
benar disertai amalan yang benar pula, Allah Subhanhu wa Ta’ala
akan meneguhkan hati kita untuk bisa menjawab pertanyaan itu dengan
benar. Adapun orang yang ingkar dia akan menjawab “ha..ha.. saya
tidak tahu! Sedang orang-orang yang ragu atau munafiq akan menjawab
“saya tidak tahu, saya hanya mendengar orang berkata sesuatu lalu
saya menirukan”.
Agama
Islam atau Islam memiliki arti tunduk kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala dengan cara memurnikan ketauhidan dan patuh kepada-Nya
dengan cara melaksanakan ketaatan dan membebaskan diri dari
kesyirikan dan ahli syirik. Tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
menurut pengertian syariat yaitu dengan cara mentauhidkan Allah dan
mengesakan-Nya dalam beribadah. Dengan Islam inilah seorang hamba
dipuji dan diberi pahala, adapun tunduk dalam pegertian pasrah
terhadap takdir, tidaklah mengandung pahala, karena dalam hal ini
seorang hamba tidak punya jalan lain kecuali menyerah pada keadaan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
”
Padahal
kepada-Nya lah berserah diri segala apa yang ada di langit dan di
bumi, baik dengan suka atau terpaksa dan hanya kepada Allah lah
mereka dikembalikan”. (QS Ali Imran : 83).
Taat
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yaitu dengan melaksanakan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, karena ketaatan yang benar
adalah taat dalam mengerjakan perintah dan taat dalam menjauhi
larangan-Nya. Kemudian membebaskan diri dari kesyirikan artinya
berlepas diri dari kesyirikan dan melepaskannya. Hal ini mengharuskan
seseorang melepaskan dan memutuskan segala bentuk hubungan dengan
ahli syirik. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
”
Sesungguhnya
telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang
yang bersama dengan dia, ketika mereka berkata kepada kaum mereka:”
Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu
sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata
antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya
sampai kamu beriman kepada Allah saja”. (QS al-Mumtahanah: 4).
Islam
adalah agama yang sempurna, hal ini ditunjukkan dengan diutusnya Nabi
Muhammad shalallahu’alaihi wa sallam sebagai rasul yang terakhir
sebagai penutup para nabi dan risalahnya tidak hanya untuk bangsa
Arab saja, akan tetapi untuk seluruh alam semesta (universal) yang
tercakup di dalamnya jin dan manusia, dari mulai diutusnya Beliau
shallallaahu’alaihi wa sallam sampai hari kiamat kelak. Allah
Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan tentang keuniversalitas
risalah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam atas seluruh alam.
Allah
Ta’ala berfirman :
”
Dan
Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi seluruh alam”. (QS al-Anbiyaa’ : 107). Juga
firman-Nya :
”
Dan
Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada semua umat
manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS Saba’
: 28). Dalam ayat lainnya disebutkan :
”
Mahasuci
Allah yang telah menurunkan Al-furqaan (Al-Qur’an) kepada
hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam
(jin dan manusia)”. (QS al-Furqaan : 1).
Allah
Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan Nabi-Nya shallallahu’alaihi
wa sallam untuk menyatakan hal ini, sebagaimana firman-Nya :
”
Katakanlah
(Muhammad), “Wahai manusia, sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi
kamu semua…”.(QS al-A’raaf :158). Nabi shallallhu’alaihi wa
sallam pun telah menegaskan makna ayat ini dalam hadits tentang
keutamaan beliau. Beliau bersabda :”Aku dianugerahi lima perkara
yang tidak pernah diberikan seorang pun dari rasul-rasul sebelumku,
yaitu, aku diberikan pertolongan dengan takutnya musuh untuk
mendekatiku dari jarak sebulan perjalanan, dijadikan bumi bagiku
sebagai tempat shalat dan bersuci (untuk tayammum) maka siap saja
dari ummatku yang waktu shalat mendapatinya, maka hendaklah ia
shalat, dihalalkan rampasan perang bagiku dan tidak dihalalkan kepada
seorang nabipun sebelumku, dan aku diberikan kekuasaan memberikan
syafa’at (dengan izin Allah), Nabi-nabi diutus hanya untuk kaumnya
saja, sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia”. (HR. Bukhari
Muslim).
Nabi
shallallahu’alaihi wa sallam telah mengabarkan bahwa tidak ada
seorangpun dari kaum Yahudi dan Nashrani yng mendengar tentang
kerasulan beliau shallallahu’alaihi wa sallam lalu tidak beriman
kepadanya, kecuali akan termasuk penghuni neraka. Beliau
shallallahu’alihi wa sallam bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku
berada di tangan-Nya, tidak seorangpun yang mendengarku dari umat
ini, baik Yahudi dan Nashrani, lalu mati dalam keadaan tidak beriman
terhadap apa yang aku bawa, kecuali ia akan termasuk penghuni
neraka”. (HR. Muslim).
Kesempurnaan
Islam yang lain adalah Islam sebagai agama yang menghapus seluruh
agama sebelumnya. Kita percaya bahwa risalah Nabi Muhammad
shallallahu’alaihi wa sallam menghapus seluruh risalah sebelumnya,
begitu pun kitab beliau menghapus kitab-kitab sebelumnya. Dan setelah
diutusnya beliau shallallahu’alaihi wa sallam, Allah Subhanahu wa
Ta’ala tidak akan menerima agama dari seorangpun selain agama
Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Sesungguhnya
agama di sisi Allah hanyalah Islam “. (QS. Ali Imran : 19).
Dengan
ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan dengan tegas
bahwa agama yang benar, yang diterima, dan diridhai di sisi-Nya
hanyalah agama Islam.
Allah
Ta’ala berfirman :
”Dan
barang siapa mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima
darinya, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi”. (QS. Ali
Imran : 85).
Melalui
ayat diatas, Allah Subhanhu wa Ta’ala mengabarkan bahwa Dia tidak
akan menerima agama apapun selain agama Islam dari seorangpun, dan
barangsiapa yang tetap pada agamanya semula setelah datangnya Islam,
maka pada hari Kiamat nanti orang itu akan termasuk dalam orang-orang
yang merugi.
Allah
Ta’ala berfirman pula :
”….Pada
hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku
cukupkan nikmat-Ku bagimu dan telah Aku ridhai Islam sebagai
agamamu”. ( QS. Al-Maidah : 3).
Melalui
ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan dengan tegas
bahwa agama Islam adalah agama yang telah disempurnakan dan diridhai
oleh-Nya bagi para hamba-Nya hingga akhir zaman.
Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam, yang diriwayatkan dari shahabat Abu
Dzar radhiyallahu ‘anhu, Beliau bersabda:” Rasulullah
shallallahu’alihi wa sallam telah pergi meninggalkan kami(wafat),
dan tidak seekorpun burung yang terbang membalik-balikkan kedua
sayapnya melainkan beliau telah menerangkan ilmunya kepada kami.
Berkata Abu Dzar ;” Beliau shallallahu’alaihi wa sallam telah
bersabda, “Tidak tinggal sesuatupun yang mendekatkan (kamu) ke
surga dan menjauhkan (kamu) dari neraka melainkan sesungguhnya telah
dijelaskan kepada kamu”. (Hadits shahih riwayat Imam ath-Thabrani
di kitabnya al-Mu’jam Kabir 2/166 no 1647).
Maksud
perkataan Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu diatas ialah, bahwa
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah menjelaskan kepada
umatnya segala sesuatunya yang berhubungan dengan al-Islam, baik
didalam bab keimanan, ibadah, muamalah, adab dan akhlak, kabar-kabar,
perintah dan larangan dan seterusnya. Untuk itu, Nabi yang mulia
shallallahu’alaihi wa sallam telah bersabda,”Tidak tinggal
sesuatupun yang mendekatkan kamu ke surga dan menjauhkan kamu dari
api neraka, melainkan sesungguhnya telah dijelaskan kepada kamu”.
Oleh karena itu, barangsiapa yang mencari jalan menuju jannah dan
menjauhkan dirinya dari nar tanpa mengikuti al Kitab dan as Sunnah,
maka sesungguhnya dia telah menempuh jalan-jalan yang tidak pernah
dijelaskan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Dari
Salman al Farisi radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:”Telah berkata
kepada kami orang-orang musyrikin, “Sesungguhnya Nabi kamu itu
telah mengajarkan kepada kamu segala sesuatu sampai-sampai buang air
besar!” Jawab Salman, “Benar!” (HR. Muslim 1/154).
Perkataan
kaum musyrikin di atas, yang mereka ucapkan dengan nada kesal dan
mengejek kepada para shahabat dan jawaban para shahabat kepada mereka
menegaskan kepada kita. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi
wa sallam telah mengajarkan kepada umatnya segala sesuatunya tentang
agama Islam ini, baik aqidahnya, ibadahnya, muamalahnya,
adab-adabnya, dan akhlaknya dan seterusnya sampai-sampai adab-adab
buang air. Dan ini merupakan persaksian besar dari kaum musyrikin
pada zaman itu tentang kesempurnaan Islam. Dan mereka pada waktu itu
menjadi saksi-saksi hidup meskipun mereka tidak menyukainya dan
membencinya.
Hadits
ini juga memberikan pelajaran yang tinggi kepada kita tentang
keutamaan dan kemuliaan shahabat yang begitu sangat kuat ittiba’nya
(pengikutannya) kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, dan
pembelaan kepada Beliau. Serta tidak goyah dan terpengaruh terhadap
berbagai macam bentuk dan cara penyerangan kaum kuffar dan musyrikin
kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam.
Setelah
kita mengetahui bahwa agama Islam telah sempurna maka agama ini tidak
memerlukan tambahan-tambahan dan pengurangan-pengurangan sedikitpun
sampai sekecil apapun juga. Sehingga apapun juga bentuk dan alasannya
dari tambahan-tambahan tersebut meskipun dianggap baik atau benar
oleh sebagian manusia, adalah satu perkara besar yang sangat dibenci
oleh Allah dan Rasul-Nya. Akan tetapi sebaliknya, sangat dicintai
oleh iblis dan bala tentaranya. Inilah yang pernah diperingatkan oleh
Imam Malik bin Anas di dalam salah satu perkataanya yang sangat
terkenal sekali, yaitu:”Barang siapa yang membuat bid’ah di dalam
Islam, yang dia menganggapnya sebagai bid’ah hasanah (baik), maka
sesungguhnya dia telah menuduh bahwa Muhammad shallallahu’alaihi wa
sallam telah berkhianat di dalam (menyampaikan) risalah. Karena
sesungguhnya Allah telah berfirman,” Pada hari ini Aku telah
sempurnakan bagi kamu agama kamu”. Maka, apa-apa yang tidak menjadi
(bagian dari) agama pada hari itu, niscaya tidak akan menjadi (bagian
dari) agama pada hari ini. (al I’tisham 1/49).
Alangkah
bagusnya dan indahnya perkataan Imam Malik di atas, yang menunjukkan
betapa tingginya fiqh beliau. Dan ini merupakan kaidah besar yang
sangat agung sekali di dalam agama Allah.
Agama
Islam juga sempurna di dalam ketinggiannya dan kemuliaanya dan
kebenarannya secara mutlak. Bahwa Islamlah satu-satunya agama yang
haq/benar, agamanya para Nabi dan Rasul dari Adam sampai Muhammad
‘alaihimush shalatu was sallam. Agama yang telah diridhai oleh
Allah Jalla wa ‘Alaa, sebagaimana telah disebutkan dalam surat Ali
Imran : 19.
Agama
Islam ini telah sempurna karena keumuman risalahnya untuk seluruh
manusia dan sepanjang zaman. Yakni, tidak terbatas kepada satu
kaum/bangsa atau pada masa/zaman tertentu.Oleh karena itu setelah
kita mengetahui tentang Islam ini, apakah kita masih bimbang dan
ragu? Silahkan bertanya kepada diri-diri kita sendiri.
Wallahua’lam
bi shawwab.
Maraji’:
- Penjelasan Kitab Tiga Landasan Utama. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin. Darul Haq cetakan ke-23.
- Syarah Rukun Islam. Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Media Tarbiyah Bogor. Cetakan ke-1. Tahun 2008.
- Al Masaail. Jilid I. Abdul Hakim bin Amir Abdat. Darus Sunnah Jakarta. Cetakan ke-7. Tahun 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar