(Pendidikan Terhadap Anak)
Pengembangan
Pendidikan di Kelompok Bermain dan Taman
Kanak –Kanak
Alamat: Kopok
Kidul,Tawangsari,Pengasih,Kulon Progo,Yogyakarta
Sesungguhnya masa kanak – kanak merupakan
masa yang paling cocok, paling panjang dan paling penting bagi seorang pendidik
menanamkan prinsip – prinsip yang lurus dan pengarahan yang benar ke dalam jiwa
dan perilaku anak – anaknya. Kesempatan untuk itu terbuka lebar. Mengingat pada masa ini, anak – anak
masih memeiliki fitroh yang suci, jiwa yang bersih, bakat yang jernih, dan hati
yang belum terkontaminasi debu dosa dan kemaksiatan.
Imam Al Ghozali rahimahullah berkata
alam kitab Ihya’ ‘ulumuddin,...”Ketahuilah bahwa mendidik anak merupakan perkara yang sangat penting. Anak
merupakan amanah bagi orang tua. Hatinya yang masih suci merupakan potensi yang
berharga...Jika dibiasakan dan diajari kebaikan – kebaikan niscaya ia akan
tumbuh baik sehingga ia kelak akan menikmati kebahagiaan di dunia dan di
akhirat. Tetapi jika ia dibiasakan pada kejahatan dan dibiasakan begitu saja seperti halnya
binatang, maka ia akan sengsara dan celaka...”
Kewajiban mendidik anak adalah
tanggung jawab setiap bapak. Untuk mendidik anak – anaknya, dengan pendidikan
agamanya yang mulia ini, yaitu Al – Islam. Karena sebenar – benarnya orang berpendidikan ialah mereka yang dididik oleh
Al – Qur‘an dan Sunnah Nabi Shallallahu ‘allaihi wa sallam. Pendidikan tersebut
bisa diajarkan sendiri secara langsung kepada anak – anaknya, apabila dia
banyak mengetahui tentang agamanya yang mulia ini atau dia serahkan kepada
ahlinya. Tentu saja pendidikan yang kita maksud adalah pendidikan berdasar Al –
Qur‘an dan Hadist atau Sunnah Nabi Shallallohu‘allaihi wa sallam.
Kewajiban mendidik anak dengan
pendidikan agama berlangsung terus sepanjang hayat seorang bapak. Dan tidak
pernah berhenti kecuali nafasnya telah berhenti. Ini disebabkan karena manusia
sangat berhajat dengan ilmu agama melebihi hajatnya kepada makanan dan minuman.
Kebutuhan manusia terhadap makan dan minum sangat terbatas, rata – rata dalam
sehari hanya dua sampai tiga kali. Akan tetapi kebutuhan terhadap ilmu sebanyak
bilangan nafasnya.
Oleh karena itu apabila seorang bapak
hanya menjejali anak – anaknya kebutuhan makanan dan minuman saja tanpa
memberikan pengetahuan agama yang cukup, maka pada hakekatnya sang bapak telah
membunuh anak – anaknya dengan cara mencekiknya, sehingga sang anakya mati karena kehabisan nafas. Nafas mereka yang
hakiki telah berhenti sebelum nafasnya yang lahir terhenti. Anak – anak itu
akan menjadi bangkai – bangkai yang berjalan di muka bumi ini, sebelum mereka menjadi
bangkai yang sebenarnya. Karena hakekat orang yang hidup hatinya sebagaimana
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’alla dalam
QS AL – Anfal ayat 24
Artinya: ”Wahai orang – orang yang
beriman ijabahkanlah bagi Allah dan bagi Rasul apabila (Rasul) memanggil kamu
kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu”.
Allah ‘Azza Wa Jalla juga
memerintahkan kepada setiap bapak dan suami yang beriman, di dalam QS : AT –
Tahrim : 6
Artinya : “Wahai orang – orang yang
beriman , jagalah dirimu dan ahlimu ( Istri dan anak – anakmu ) dari api neraka
yang bahan bakarnya manusia dan batu...”
Ayat yang mulia ini menjadi dasar pendidikan di dalam
keluarga orang – orang yang beriman. Wajib hukumnya bagi setiap bapak dan suami
memelihara dan menjaga istri – istri dan anak – anaknya dari api neraka yang
bahan bakarnya manusia dan batu. Pemeliharaan di atas tidak mungkin di laksanakan
oleh seorang bapak atau suami kecuali dengan ilmu, kemudian mengamalkan dan
mendakwahkan kepada anggota keluarganya.
Seorang bapak atau suami hendaknya di
dalam mendidik anak – anaknya mencontoh Rasulullah Shallallahu‘alaihi wasallam.
Karena diri Rasulullah ada contoh yang paling baik sebagaimana FirmanNya di dalam QS AL Ahzab ayat 21 .
Artinya: ”Sungguh ada bagi kamu , pada diri Rasulullah Uswah
yang baik bagi orang yang yakin akan berjumpa Allah dan (yakin) akan hari akhir
dan banyak mengingat Allah.”
Keterangan : Uswah ialah yang diikuti perkataan dan perbuatannya
dalam segala keadaan.
Bahwa Rasulullah Shallallahu‘alaihi
wa sallam merupakan uswah bagi orang – orang yang beriman. Dan salah satu uswah
beliau adalah bagaimana cara mendidik anak di dalam Islam.
Maka ada dasar yang sangat penting sekali untuk diketahui
dalam dunia pendidikan anak, yaitu menurut Al Qur’an dan Sunnah Nabi
Shallallahu‘allaihi wa sallam. Pendidikan beliau Shallallahu ‘allaihi wasallam
menjadi manusia sesuai dengan kehendak Allah menciptakan manusia yaitu
beribadah kepada Allah Ta’alla .
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan
manusia melainkan agar supaya mereka beribadah kepada Ku” QS Addariyat 56 .
Ibadah ialah : Suatu nama yang mencakup sesuatu yang Allah
cintai dan Allah ridhoi dari segala perkataan, yang batin maupun yang dzahir.
Adapun pendidikan beliau secara garis besarnya meliputi
pendidikan Islam secara menyeluruh seperti : Aqidah, Ibadah, Adab/Akhlak dan
lain sebagainya.
Kapankah waktunya pendidikan bagi anak di mulai?
Pendidikan anak dibagi menjadi dua tahapan.
1. Sebelum tamziz yaitu dari lahir sampai usia 5 tahun
sempurnanya pada usia 7 tahun.
2. Sesudah tamziz yaitu usia tamziz
sampai baligh.
Pendidikan anak – anak sebelum dan
sesudah tamziz yang terbaik adalah dengan as sima’ wa nadzor ( mendengar dan menlihat ) kepada sesuatu
yang baik dan yang terbaik menurut agama bukan menurut akal fikiran dan adat –
adat manusia yang menyalahi agama yang mulia ini.
Pendidikan dengan jalan
mendengar dan melihat akan memberi bekas
yang dalam sekali di hati dan fikiran anak tersebut. Karena pada usia diatas rekaman
seorang anak terhadap sesuatu yang dia dengar dan dia lihat sangat kuat sekali.
Yang kemudian dia inhat – ingat dan diulang – ulang dan akhirnya dia menyukai
dan mencintai kemudian dia mencontohnya. Dengan hal tersebut tidak sedikit anak
– anak usia tamziz telah hafal Al – Qur’an sebanyak enam ribu ayat lebih. Sebaliknya
pada zaman kita hidup sekarang ini tidak sedikit anak – anak yang menghafal dan
mencontoh berbagai macam kemaksiatan hampir menyamai orang – orang dewasa. Mengapa
demikian?
Jawabnya, itulah yang biasa mereka dengar dan mereka lihat di
rumah – rumah mereka dan di luar rumah dalam kehidupan mereka sehari – hari
pada usia – usia diatas.
Barangkali inilah hikmah yang dalam kenapa anak – anak kecil di
zaman Nabi Shallallahu ‘allaihi wa sallam hadir di majelis – majelis beliau,
sholat berjamaah , sholat Ied, sholat Jenazah, menunaikan ibadah haji, Shyam di
bulan Ramadhan dan lain sebagainya.
Inilah sekelumat dasar – dasar
pendidikan yang di kembangkan di Permata Islam. Semoga dengan hal ini Permata
Islam dapat menanamkan keimanan, ketaqwaan dan akhlakul karimah kepada anak –
anak usia pra sekolah dalam berdaya pikir, berdaya cipta, bahasa, keterampilan
serta berinteraksi sosial dalam mengamalkan nilai – nilai keIslaman yang benar.
Kamidi bin Karto Utomo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar